Sempat saya terhenyak mendengar kalimat demi kalimat itu keluar dari mulutnya. Namun kemudian saya tersadar. Siapa di dunia ini yang bisa lolos dari jeratan patah hati?
Saya percaya setiap orang memiliki setidaknya satu pengalaman patah hati yang paling menyedihkan. Jika ada yang menjawab tidak, ya bersiaplah mungkin jawaban yang sesungguhnya adalah “belum” :p kemudian dengan susah payah saya mengingat pengalaman-pengalaman patah hati saya. Ah, saya selalu percaya, seberat apapun yang saya hadapi, suatu saat saya dapat mengenang cerita itu dengan tersenyum atau bahkan tergelak menertawakan kebodohan-kebodohan terdahulu.
Dan setelahnya, pemikiran yang hadir dalam diri saya mungkin adalah hal paling “klise” yang akan didengar mereka yang baru patah hati. Bahwa Tuhan memiliki rahasia yang begitu bermakna. Bahwa suatu hari, kita akan menemukan sosok yang jauh lebih baik.
Saat ini alasan saya untuk terus mempertahankan hubungan hanyalah satu. Mungkin setiap orang memiliki pandangan tersendiri mengenai pasangan ideal yang patut dipertahankan. Tapi menurut saya, ideal adalah ketika kita yakin kita dapat bertahan dan bahagia bersama dia, untuk jangka waktu yang lama. Sesederhana itu.
Ketika keyakinan itu hadir, saya tidak lagi mempersoalkan apakah kelak ia akan menjadi seorang pengusaha sukses, apa saja hal yang telah kami capai, apakah hobi kami akan sejalan, atau hal-hal lainnya. Saya hanya yakin dapat menjadi diri saya seutuhnya, begitupun ia, dan berdua dapat menjadi “kami” yang tidak harus selalu mengikuti patokan pasangan ideal. Ya, keyakinan seperti itu.
Maka pada saat patah hati itulah, saya pikir, kita berusaha menyelami diri kita. Menghabiskan waktu untuk mengenal diri sendiri sehingga kita mengetahui apa sebenarnya langkah yang kita butuhkan.
Klise? Hehe. Tapi itulah yang saya dapatkan. Saya tidak lagi memandang sebuah hubungan dengan begitu rumitnya. Bagaimanapun cara atau pemahaman yang kamu dapatkan, saya selalu berharap teman-teman tersayang saya bahagia :’)