Thursday 5 January 2012

2011 - 2012



Challenging!

That was the very first thing that popped  up when i look at 2012 calendar. Just like the previous years, i refuse to writing down my resolutions. Not means i didnt have any, I prefer to keep it only for me perpetually.

So lets start the flashback. 2011 passed so fast because I’m chasing the things that i should achieved before the year ends. The things that I’ve been through in wonderful 2011 :

1. First time living in “kost-kostan”. Four months i stayed at a rented room called 49-B and it feels incredibly fun! 49-B became a kind of camp for the thesis test. Posters about actual issues in mass media and several theories were scattered everywhere. Not to mention the books that supporting the thesis, contains so many “pencitraan” in my room. HAHAHA. Oh an-almost-graduate-student-life x)


3. 19 October 2011 was his birthday. On the same day, after the ups and downs, I finally became a bachelor of science communication. Oh dear, after 6 years! Bundle of papers eventually led me out of the university gate! *people cheering*

4. The sad part is, i had to quit my previous job after 2 years working there. But wait till i tell you the good part. I got a new job!

5. As i got a new job, I pursue something that I’ve ever hoped. Moved from Bandung. Well Bandung is perfect, but sometimes we need some different air, don’t we?

That was the highlight, which branched to another happiness. Those all the matters that makes this year completely new to me. A new life, new city, new friends, new challenges.

Have a bright new life, peeps!

Wednesday 4 January 2012

The "M" Thing


It’s not them. It just me who take it too personal.

Saya melangkahkan kaki menuju tempat makan tempat kami akan bertemu. Tak seperti biasanya, kali ini tak sempat lagi memerhatikan suasana. Hati ini terlalu bergemuruh, rasanya. Mengingat momen berkumpul ini begitu istimewa dengan caranya sendiri.

Kami berlima akan berkumpul, masing-masing membawa pasangan serta buah hati mereka. Kecuali saya dan seorang teman lainnya. Teman yang di tengah perbincangan memberi kabar bahagia bahwa ia akan menikah tahun depan. I'm glad to know that, really. But frankly the whole situation seems a bit intimidating for me. For one particular reason.

**
via poppytalk

Tetiba saya ingat di kala lain, ketika berbicara empat mata bersama seorang sahabat yang telah menjadi ibu dari dua anak. Ekspresinya datar. Banyak yang ingin ia sampaikan, saya tahu. Namun entah apa yang membuatnya tetap menata hati dan seolah tak ingin diprediksi.

“Sekarang dia sudah berubah,” kabar baik itu keluar dari mulutnya tanpa ekspresi lega ataupun senang. “Tapi rasanya tidak ada yang bisa merubah. Kami sudah seharusnya berpisah,” tambahnya, sontak menghapus satu tanda tanya namun mendatangkan tanda tanya lainnya di kepala saya.

“Every single things which relate to marriage always irritating you, I know. But don’t be. Don’t choose me as an example. It’s totally a different thing,” ia berbicara sambil menyambar kotak rokok dan menyalakan batang pertamanya. Tak bisa berhenti, jawabnya ketika kutanya. Meski ia masih memegang amanat sebagai pemberi susu untuk anak keduanya yang masih bayi.

“Kau ingat, kan? Betapa muda umurku ketika akhirnya harus menikah. Janin tak bisa menunggu. Begitu pula ibu. Ia tak ingin cucunya hadir sebelum aku resmi mejadi istri orang. Tidak ada keterpaksaan dalam hal itu, karena ketika itu aku pun mencintai dia. Yang kemudian datang terpaksa adalah merelakan diri meninggalkan kehidupan yang sebelumnya penuh impian. Kami terpaksa menjalani kehidupan berumahtangga di usia yang masih sangat muda. Demi anak-anak. Kau, sudah lewat dari dua puluh lima. Enam tahun lebih matang dari ketika aku melahirkan anak pertamaku,” paparannya menyasar jantungku telak.

“Itulah yang kumaksud. Dulu aku tak punya pilihan. Kau, sekarang, bisa memilih hingga waktunya tepat. Bukan aku ingin membuatmu terburu-buru, aku hanya takut kau menjadi demikian skeptis pada pernikahan karena aku,” ia, untuk pertama kalinya, menolehkan muka padaku.

Aku, seketika merasa sangat egois. Dan kehilangan kata-kata.

Ateira Niskala
L'appartemant Side Story
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...