Tuesday, 19 June 2012

Tea Talk #1


“Beberapa perempuan berpikir bahwa cantik itu sudah cukup,” ujarnya. Seorang laki-laki Leo yang sejauh pengetahuanku tidak terlalu nyaman terikat dalam komitmen.

“Untuk beberapa laki-laki pun, perempuan itu cukup cantik saja,” selorohku.

Lalu kami sepakat bahwa… case closed. They’re meant to be together.


Perbincangan itu terjadi di salah satu sesi kopi sore. Kami memang sering sok-sok kontemplatif untuk semua hal, bahkan untuk yang paling tidak penting sekali pun. Dan obrolan sore ini, berawal dari lingkungan tempat kerja teman yang membuat ia merasa “berbeda”. Pernah merasa diri menjadi sangat “aneh” karena orang-orang di sekitar melakukan hal atau memiliki pandangan yang sangat berbeda? Ya, mungkin itulah yang ia rasakan.
Her office is a place where the beauty and style became the first thing you should have. Tidak ada yang salah, sih. Everybody has their own way to define happiness. Some people feel content when obtaining intelligence, while others feel the same when they’ve got the beauty or wealth.

Saya tidak bisa memutuskan mana dari ketiganya yang lebih baik. Yang terbaik itu ya mereka yang sungguh-sungguh berusaha meraih apa yang mereka inginkan. Terlepas dari “apa”, tapi mengenai “bagaimana”. Eh, mungkin yang terbaik itu mereka yang berhasil mendapatkan ketiganya, sih :p

Ngomong-ngomong tentang menjadi “berbeda”, mungkin semua orang juga pernah mengalami. Ketika nyemplung di suatu lingkaran dan mendapati diri sendiri sangat berbeda sampai-sampai terlihat “aneh”. Dan kenyataannya, banyak sekali hal yang nggak bisa diatasi hanya dengan ikut arus atau memaksakan kehendak. So for me, the easiest thing to do is… don’t bother. Untukmu perspektifmu dan untukku perspektifku :p


*Judul "Tea Talk" ini mungkin akan jadi beberapa edisi yang diisi cerita-cerita hasil ngobrol ngalor-ngidul sok kontemplatif bareng temen-temen. Karena saya selalu bingung milih judul, maka cerita-cerita yang didapat dari obrolan nyata itu akan dikelompokan di judul ini. Meskipun nggak selalu sambil ngeteh sih :p

Tuesday, 12 June 2012

At The Zoo

Something tells me
It's all happening at the zoo.
I do believe it,
I do believe it's true.

Friday, 8 June 2012

Places

Setelah kemarin mengalami Kamis rasa Jumat, Jumat ini juga berasa Sabtu.Kantor sepi banget karena deadline edisi khusus emang biasa maju satu hari. Sampe-sampe jam makan siang aja susah nyari partner makan gara-gara belum ada yang dateng.

The good thing is, komputer baru di kubikel sudah datang! Ah yay! Jadi dari kemarin puas rapi-rapiin file dan donlod-donlod lagu. Hihi. Setelah Kamis minggu lalu dikasih Derphina, eh Kamis ini dapet kompu baru (yang belum dikasih nama). Hepi! :D

By the way, this is the 7th month i live in this city dan setengah tahun berlalu sejak usia saya genap 25 tahun. Memang banyak, sih, yang berpikir, “Begitu masuk umur 25, berarti lo udah tua.” Dan menjadi insecure begitu masuk usia ini. Tapi buat saya, yang membedakan hanya… Di usia 25 ini pencapaian harus ditanggapi lebih serius dibanding sebelumnya. Dan jika seorang teman yang berusia 27 tahun bilang bahwa ia ingin forever 27, begitu pula saya. I want to be forever 25! *tabur-tabur confetti silver* Karena buat saya, 25 tahun ini harus benar-benar diisi sama kejadian-kejadian yang menyenangkan dan membanggakan. Ehehehe. Sort of top of our life.






Usia 25 saya pindah ke Jakarta. Di kota ini saya bekerja, ngekos, dan ngurus semua keperluan hidup sendiri. Fase yang sangat saya suka. Not married (yet), 25 yo, have a job. Dan di atas perasaan nggak aman gara-gara tindak kekerasan di jalan, “menjelajah” kota yang baru ini ternyata menyenangkan. Mulai dari nol buat menghapal sudut demi sudutnya, budaya demi budayanya, mengumpulkan direktori tempat makan andalan baru, ya pokoknya beradaptasi deh dalam segala hal. Berusaha mengenal biar merasa nyaman. Meski wajah saya sih emang enggak pernah bisa beradaptasi. Sunda it is! Hahaha.
Di usia ini juga, saya mulai berpikir “lebih serius” mengenai rencana dan tujuan keuangan, salah satunya dengan memulai investasi. Bersyukur juga punya bos yang gak cuma bisa diajakn ngobrol dalam konteks profesional, tapi juga personal. Hehe. “Udah mulai nabung aja, lu. Katanya rencana nikah masih lama?” Lah, emang nabung cuma buat nikah doang? Kalaupun iya, meski rencananya masih lama kan tetep aja persiapannya harus jauh-jauh hari. Bisa gitu begitu berencana nikah, beli rumah, atau lainnya, duitnya otomatis langsung ada juga? :p
---

Liat penjelasan singkat di atas, benar juga, sih. Mungkin ini ya, yang orang sebut “beranjak tua”? Tapi saya senang! *nyengir* Dan yang pasti, being bitter is not my option. At least for now :p (Eh ya sebenernya bitter sih ngadepin drama-drama di public transportation dan drama di jalan raya sini. Ya macetnya ya insecurenya. Yang bikin kita mau-gak mau harus ikutan “keras” juga. Secara kan saya lemah lembut gitu kadang suka gak tega (halah). Tapi itu dibahas lain kali aja ya :D ) Suatu malam, di sela-sela sesapan kopinya, ia melontarkan kalimat yang saya setujui. Tentang kenapa kita memang harus tinggal di kota ini.


You are right. I think my life belong to this city, now.

Lantai 3  Kebon Jeruk

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...