Tuesday, 15 June 2010

Rindu (blussshhh)

Jadi perasaan rindu yang tidak mengenakkan itu sepertinya berasal dari perasaan tidak aman.
Baiklah. Saya sangat terbuka dengan bantahan terhadap kalimat itu karena emang baru pop up di kepala tanpa memikirkan banyak sudut pandang. Hehe. Tercetus tiba-tiba karena, hm, ini adalah hari ke-9 saya tidak bertemu pacar. Dia sedang berlibur, mengunjungi tempat demi tempat dari Bali hingga Sumbawa.
Rindu? Tentu. Rindu yang menyenangkan. Menyenangkan karena saya yakin suatu hari dia akan pulang. Pergi untuk mencari, pulang untuk menemukan (menemukan akyu dong *tring!). Selama kami jauh pun kami jarang komunikasi. YM-an baru sekali itu pun sebentar. Selebihnya sebatas “What is up with you today?” dengan penjelasan yang tidak perlu bertele-tele. Saya menyimpan rasa ingin tahu untuk menyempurnakan sensasi bertemu ketika dia pulang. (Eh iya ini lebay, tiga hari lagi juga dia pulang :p)
Tapi saat ini yang menyenangkan itu tiba-tiba terdistraksi. Entah darimana datangnya. Ditambah kemudian dia sms mengenai ombak yang sedang tidak terlalu ramah. Well, mari berdoa yang terbaik. Semoga gelisah ini hanya efek es kopi susu :p dan kamu yang sedang terombang-ambing di atas laut, terdengarkah doa saya di sana? :)

Tuesday, 8 June 2010

Sarabande

Waktu itu, seiring runtuhnya tembok Berlin di Jerman, pecahnya Uni Soviet karena glasnost dan perestroika, ada yang ingin mengabadikan yang tersisa dari masa komunisme sebagai memorabilia. Pecahan tembok Berlin jadi rebutan dan dijual orang. Beberapa majalah mode terkemuka memasang foto model-model cantik yang berpose di depan patung besar berbentuk palu-arit. Beberapa waktu kemudian gambar tokoh revolusioner Che Guevara menyebar di mana-mana, dijual dalam bentuk poster dan menjadi gambar t-shirt yang dengan gampang bisa didapat dari Toscana sampai Paris, dari Lake Como sampai Milan.
Di negeriku, semua menjadi hal yang serius. Aku masih sering mendengar, seseorang ditangkap karena menyimpan buku tertentu, beberapa mahasiswa jadi buron karena membuat kalender yang entah bagaimana terselip gambar palu-arit, dan seterusnya. Ah, sebuah tempat yang kucinta, yang kadang kutangisi karena kebodohannya.

(Diambil dari Kumpulan Cerpen "Sarabande", karya Bre Redana)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...