Terkadang saya berpikir, apakah saya orang yang mudah terpuaskan? Atau apalah entah itu istilahnya.
via (wonderlime)
Pemikiran itu datang dari beberapa kejadian. Teman main, rekan kerja, bahkan saudara sendiri. Sampai suatu hari seseorang berkata, "you look so happy. Enjoying your life. And your life seems like very easy and filled with so much happiness."
Hidup saya menyenangkan, meskipun isi blog saya selalu seputar pergalauan (bahahahak). Begitu banyak keajaiban-keajaiban kecil dan doa yang dikabulkan. Sepertinya tidak wajar justru jika saya mengeluh karenanya. Tapi ya hidup saya tidak se-"easy" itu juga. Jadi ingat twitter yang saya kirim untuk seorang teman, "happy or sad, love or hate, is just a state of mind. You love it and it feels so lovely. You hate it and it feels miserable."
Menyimak pendapat orang mengenai kota yang baru saya pijak ini, mau tak mau saya amini. Udara panas, jalanan padat, kosan dan makanan mahal (mahal relatif, tapi jika menggunakan perbandingan, yang pasti lebih mahal dibanding di kota saya sebelumnya), pekerjaan beda dengan yang sebelumnya, dan lain-lain. Sebagai newbie, saya percaya dan mengalami jargon-jargon itu.
Tapi intinya, saya yang memilih pindah ke sini. Sejak kuliah (meski berat meninggalkan Bandung), saya sudah yakin bahwa : suatu hari saya akan bekerja di kota ini. Dan beruntungnya, saya bekerja di bidang yang saya sukai. Saya suka, loh ya, belum tentu saya jago. Tapi ya kalau namanya suka gimana sih?
Dan satu alasan itu saja, "suka", bikin saya betah. Mungkin saya memang mudah terpuaskan, mudah merasa senang. Tapi pada akhirnya, saya merasa beruntung karenanya :)
Selasa, 28/2 | Lantai 3