Wednesday, 31 March 2010

quotes of the day!

Let me tell you something you already know. The world ain’t all sunshine and rainbows. It is a very mean and nasty place and it will beat you to your knees and keep you there permanently if you let it. You, me, or nobody is gonna hit as hard as life. But it ain’t how hard you hit; it’s about how hard you can get hit, and keep moving forward. How much you can take, and keep moving forward. that’s how winning is done. Now, if you know what you’re worth, then go out and get what you’re worth. But you gotta be willing to take the hit, and not pointing fingers saying you ain’t where you are because of him, or her, or anybody. ---(via idareyoutoclickthis)

Tuesday, 30 March 2010

Festivesound





Telat nyampe sabuga dan gagal nonton Efek Rumah Kaca, saya yang dateng bareng Btok dan Memet berusaha maksimalin sisa band yang bisa kami tonton di Festivesound 2010. Festivesound adalah acara puncak dari ajang pencarian band-band cutting edge terbaru yan diinisiasi LA Lights. and the most important thing is : they're have Camera Obscura! :D

Tracyanne dengan suaranya yang selalu bikin saya merinding bawain
"My Maudlin Career", "Tears for Affairs", "Teenager", "French Navy", "Lloyd I'm Ready To Be Heartbroken", dan "Come Back Margareth" dengan kurang komunikatif. Cukup kecewa juga karena Country Mile nggak dibawain, tapi sangat terhibur dengan "Razzle Dazzle Rose" yang dijadikan encore. Yeaah, camobs emang lebih enak didenger di jalan sambil nyetir sendirian atau di kamar sambil mellow-mellowan! He-he.

Walaupun konsep multistagenya bikin saya melewatkan
"Rockstar Conspiracy", gabungan Krisyanto (eks Jamrud), Ovy (/Rif), John Paul Ivan (eks Boomerang), Krisna (Suckerhead), dan Richard Mutter (eks PAS), tapi dengan 50.000 IDR saya juga bisa nonton Mocca, Sore, Vincent Vega, dan Trees and The Wilds! Every penny that i (my boyfriend, i mean) spent was definitely worth it! :)

11/12/13

via (ache)

11/12/09. Enam deretan angka itu tertera pada ponselku. Melahirkan sebuah gejolak aneh yang sangat aku benci. 

Aku menyerah. Malam ini aku benar-benar kalah telak. Hanya enam deret angka, tapi mampu menghancurkan keegoisan serta keyakinan yang menghiasi wajah dan hatiku selama beberapa bulan terakhir.

Mungkin dia lupa. Malam itu, kami pernah merajut mimpi bersama… Di sela pepesan kosong dan tawa, kami mencetuskan tanggal 11/12/13 sebagai hari pernikahan kami. Kami tertawa dan saling memandang, melayangkan angan-angan. Lelaki itu, mengajarkan aku untuk bermimpi. Untuk meletakan cita-cita pada satu bagian di hati.

DING!

Seseorang di ujung sana menekan ikon tanda seru. Buzz.

Bima :Still there?
elytra : sure I am. Hari ini harusnya jadi hari penting, Bim. Tapi tidak lagi :D
Bima : Ada apa, El? Wanna talk? Malam masih panjang. Just start :)

Kamu, selalu sabar duduk di bangku itu. Yang kamu bilang berada tepat di seberang pintu, sebelah tempat tidurmu. Bangku yang belum pernah aku lihat. Kamu mendengar, menanggapi, menciptakan seulas senyum yang kemudian berubah jadi tawa. Bersikap seolah ceritaku tentang laki-laki 11/12/13 ini adalah hal yang baru, padahal pada malam yang random aku selalu menggerutu.

Semuanya terasa sangat benar, Bim. Namun jarak selalu membuatku gamang. garis pulau dan laut dalam peta menunjukkan bahwa bukan hanya dinding yang membatasi kita. Percayalah, aku siswa terburuk dalam kelas peta buta. Hingga aku simpulkan analogi dangkal yang selalu berusaha kuyakini.. Long distance, didn’t works for me.

Bima : El? just start. Kita habiskan malam sehabis-habisnya ;)

Thursday, 25 March 2010

principle vs liberality

Beberapa hari lalu saya terlibat dalam diskusi singkat via ym bareng temen. We’re thrashing out a bridge between being naïve in your principle and putting yourself into liberality.

So, here we go.

Kita terbiasa dengan membuat prinsip pribadi, yang bisa dikaitin dengan ketebalan tembok yang membatasi diri dengan dunia luar. Saya punya beberapa prinsip, dan itu memang penting buat mengklasifikasi apa yang boleh saya lakuin dan nggak. But, admit it, gak jarang juga si prinsip itu bikin kita kemakan omongan, ketika mau-gak-mau kita harus mempecundangi prinsip kita sendiri.

Sampai pada titik dimana kita harus melangkahi prinsip, liberality mungkin bisa jadi salah satu alasan. Karena kita punya kebebasan atas diri kita sendiri, dan kebebasan untuk mengikuti keinginan kita yang biasanya dateng dari nurani. Know what I mean?

Okay for short, mungkin ini ada hubungannya dengan guilty pleasure. When we’re doing the prohibited-things, not allowed by our principle, then trapped on the pleasure-hollow-guilty follow area for the PLEASURE sake.

IMO, itu sah-sah aja. Haha, another apology. Gak tau juga sih. But there’s always a point when everything's allowed! Tinggal jago-jagoan aja bikin pembenarannya :p

Tuesday, 23 March 2010

The Trip with The Balloons






"kita mau kemana?" kemana ajalah ampe balon2 ini abis meledak kita pulang. "kalau ampe jakarta gak abis balonnya?" ya ke anyer kita. "pake timor emas ini?" ya masa pake gantole. "berapa duit?" yaelah, setaun sekali jugak, pecahin aja celengan ayam kita.

"tuh kan belum aja berangkat balonnya udah pecah dua!" itu gara2 kamunya bawel. "tuh aku diem juga balonnya pecah lagi!" ya udah sih kan masih ada enam lagi balonnya. "gimana kalau baru sampai Buah Batu balonnya pecah semua? :s" ya pulang lah kita. "aaaaaaaah, kan katanya setaun sekali. :s"

"difotonya sama balon ya, sama balon. :D" iya, buat apa dibawa kalau gak dijadiin properti mah. "kan katanya ini mah cuma jadi penanda doang, kalau pecah semua kita pulang." emangnya jam pasir yang gak bisa dipake gaya? udah ambil balonnya atuh ya. "eh, iya-iya-iya :D."

"nah, ini gimana tok, udah ampe purwakarta, balonnya masih nyisa? duit kita, selembar merah lagi juga enggak!" abis? "iya, ama isi2 celengan ayamnya ludes semua!" iyatah? boros kita yak. "kamu! makanya jangan tiap lima menit lapar!" berarti pulang aja kita nih? "ada lah bensin setengah rit ampe bandung mah cukup."

gak sampe jakarta kita? "apalagi anyer!" ahahhahaha, "AHAHAHAHAHA!" terus ini balon gimana, deal-dealannya gimana? "ya tusuk aja pecahin satu2 kelar kan?" terbangin aja deh balonnya, biar lebih monumental. "ya gak abis dong balonnya?" ya abis gak abis juga kita gak bakalan bisa terus kalau gini caranya? "ahahahha, iya ya, ingkar prinsip kita, :p." yah, kita mah nnel, masih terlalu muda...untuk berprinsip.

mau peluk? "enggak ah, bau asem kamunya, >:p!" yaudah atuya, selamat satu taun kalau gitu, :D.

*and then Tentang Cinta - Melancholic Bitch melantun, mengantar kami kembali ke Bandung, ke tempat di mana kami sukses merajut satu tahun hubungan ini, *tsah! ahahhahaha, wish us yuck!

---- this writings, taken from tuan rusa facebook :D

Monday, 22 March 2010

#1


Kita selalu beranalogi. Ketika salah satu dari kita entah karena alasan apa hendak keluar dan membuka pintu, tanpa disadari di baliknya telah ada seseorang yang hendak mengetuk bermaksud masuk.

Well, the great hands worked. We met by a trick of fate. Entahlah, saya selalu merasa semesta berkonspirasi untuk kita. Bukan begitu? Toh pertanyaan tentang bagaimana kita terbentuk, selalu menjadi PR besar. Saya selalu merasa, kita bertemu pada waktunya. dan jika roda berhenti pada kungkungan ego kita yang mengenyahkan toleransi, saya yakin keajaiban-keajaiban kecil akan memapah kita kembali tarik-menarik :)

And it’s been a year. Thanks for not complaining my imperfects and creating a big positive energy in my life. You, revise me with your own way. Being a mature man that I respect and suddenly alter to a delightful boy who I want to tickle and teeeeaaase with a pinch on the cheek! hihihi.

Promise me to keep make it work, deer :)

anxiety

Some kind of therapy is all I need
Please believe me
Some instant remedy that can cure me completely
Corinne Bailey Rae – Trouble Sleeping

I’m too easily agitated in the last few months. Extremely panic with suddenly not working brain. Is this dangerous? Si pacar beberapa kali ngingetin, kalo saya lagi panik itu bener-bener jadi kayak robot korslet, heboh gerak tapi nggak tau mesti ngapain. Yesterday I was disturbed by some kind of probs untill I can’t sleep. Berganti-ganti posisi tidur dengan mata yang nggak bisa merem dengan normal. Saya takut, karena waktu tidur dua hari lalu yang minim banget, harusnya kemaren saya bisa bales dengan tidur yang lebih lama. Apalagi pagi ini bakal ada kehectican baru. The unexpected. Jadilah saya bangun, setiap setengah jam sekali.

But. Me, with panicky –or may I say “fear of can’t sleep when I need it”, get along with a big help from stimulus trigger like : bunch of work-trouble when I have a less break and no one around. Those components combine to create unpleasant feeling that is typically unavoidable. Butuh satu orang selaku mood swinger buat merubah suasana hati dulu, biasanya. Sebenernya masalahnya emang bukan hal besar yang ngeganggu hidup saya terus-terusan. But somehow, the limit is over and the load was overloads for struggling. Ah, pointless grumbling. Let’s start this day!

take those chances

Beberapa hari ini sebuah pemahaman semakin menguat dalam diri saya, bahwa : manusia itu bertransformasi. And ‘time’ is not only an answer for a rhetoric questions, like: till when?

Looking backwards, severally I’m over-passing numerous chances that comes to me. Hmm.. Mungkin saya sempat menjadi orang yang cynical. Terlalu menjadikan peribahasa “di atas langit masih ada langit” sebagai pegangan. Crap! ternyata sama sekali tidak bijaksana. Huuhu. Justru membuat saya terus-menerus menjadi orang pesimis yang diperbudak oleh ketakutan sendiri. Dan hari ini, ketika saya menengok ke belakang, tanpa terasa saya telah melewati beberapa momentum yang mengantar saya pada step hidup yang sama sekali berbeda.

Sunday, 14 March 2010

inverse ratio

Being a part of this circle is a joyful experience –sometimes. You can get what you need in a very first place. This kind of perkiness leads me to some pledge that say I’m the first circle to know and arrange this and that. If you talk about passion, well this is it. That’s mine. That’s what I take.


Until I realized evidently that… actually it’s not. The major issue was my passion, but not the part that I take. I came along with this kind of world but I don’t take my ideals part. Hunting this, chasing that, pursuing altogether. The passion was gone along with a forced of seriousness that required, until intimidating my other things. Admittedly, it’s a bit bitter :p

However, inverse-ratio was really common in every job so I blame no one. Passion versus obligation, what will we say? I will miss this circle. The people, the atmosphere in that place, the small meetings in patio, are one of my remarkable experiences. But people, we already know a word called "decision" since we were kids. when we able to choose orange candy than marshmallow that just makes your teeth toooooo sticky!
So, uhm, what will you do if something just really… Overloads?

Leave it? Oh yes dear, I’m with you!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...