Tidak.
Maka biarlah saja. Izinkan aku menanggalkan semua kewajibanku dan meraup sejuta kebebasan tak bertanggungjawab. Biarkan aku pergi kemanapun tanpa dikejar segala tenggat waktu. Anggap saja bukan suatu masalah pelik ketika aku mematikan telfon genggam dan enggan mengecek surat eletronik.
Kemasi barangmu tak perlu lama. Hari ini aku ingin ke pantai! Terserah jika minggu depan kau mengajakku nikmati Yogyakarta yang berparade, atau kau paksa aku taklukan Tanjakan Setan di Gunung Gede. Tapi temaniku dulu berdiri di atas pasir, hirup aroma lembab berlatar suara ombak. Menunggu sunset. Melempar pandangan sampai terantuk awan berarak. Lakukan, lakukan apa pun yang kau mau! Kecuali satu hal....
Jangan sekali-kali ingatkan aku tentang skripsi. Pun kewajiban-kewajiban lain yang harus ku urusi. Mari berpura-pura menjadi seorang sarjana yang sedang menungu panggilan beasiswa. Kita punya banyak waktu! Kita jelajahi dulu negara ini sambil menunggu tawaran menarik berwisata ke Praha.
Ya, Praha! Berlarian nanti kita di Old Town City Hall sambil berpegangan tangan. Menunggu kita di dekat Prague Astronomical Clock. Tunggu ia berdentang hingga patung Apostles Yunani berputar bergantian.
(via ache)
Lekas! Kita harus bergegas!
Sebelum seseorang meniupkan dandelion dan membuat biji-bijinya buyar. Buyar seiring khayalanku yang terbang terburai. Sampai aku terbangun dan gelisah. Sampai sesuatu memacu detak jantung dan lainnya memberi perintah;
“Hari ini, hubungi ia di sini, kerjakan ini dan buat jadi begini, lalu cek email pagi ini. Oh dan jangan lupa, kakimu masih tersangkut juga di universitas itu.”
Hei!! Siapa suruh bangunkanku terlalu pagi?
No comments:
Post a Comment