Shedding tears for affairs
I'm a funny little thing
I can tell you this for nothing
Affairs don't win
Can you handle one more dirty secret?
One more dirty night?
Is it true what they say?
Will it make us go blind?
(Tears For Affair – Camera Obscura)
I'm a funny little thing
I can tell you this for nothing
Affairs don't win
Can you handle one more dirty secret?
One more dirty night?
Is it true what they say?
Will it make us go blind?
(Tears For Affair – Camera Obscura)
Entah kenapa cerita-cerita FTV di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia itu hampir selalu menarik. Padahal ceritanya itu-itu saja. Saya pernah menulis di twitter : pleasant place + hot guy + annoying girlfriend + summer fling = propitious formula for FTV.
Pergilah si lelaki ke sebuah kota yang menyenangkan. Di sana ia bertemu dengan seseorang, baik itu sama-sama tersesat, atau gadis desa, atau siapapun, dengan tanpa disengaja. Kadang awalnya mereka sebel-sebelan, terus tertarik, terus si pacar cowoknya tau dan jealous dan menunjukan sikap yang sangat gak simpatik, and in the end, kita bakal tau si pacar yang menyebalkan akan kena batunya karena si cowok bakal milih summer fling.
Dari sisi saya si penonton, jujur saja itu termasuk happy ending. Tapi pasti lain cerita buat si tokoh cewek menyebalkan itu. Gimana bisa sebuah perselingkuhan yang berhasil, dianggap sebagai happy ending? Hehe. Yes. Framing it is.
So, pernah terlibat love affair? Haha. Silakan masing-masing jawab saja di dalam hati. Apakah kamu berada di posisi orang yang selingkuh, diselingkuhi, atau selingkuhan. Masing-masing mungkin punya pembenaran sendiri untuk jalan yang diambilnya. Tapi saya, untuk saya berselingkuh itu terlalu risky karena saya tidak pandai berbohong. Saya selalu berpikir lebih baik jujur dan dimarahi daripada berbohong terus ketauan. Gondok soalnya. Haha.
One thing for sure for me, sebisa mungkin janganlah selalu mengalah pada perasaan dan terjebak dalam lingkarannya. Saya pernah menulis seperti ini dalam blog terdahulu:
Memang bukan salah kamu apabila kehadiran kamu yang baru kemarin sore ini membuat saya tertegun. Pun bukan salahmu bila ternyata kita berbicara dalam bahasa tubuh yang dapat dimengerti satu sama lain. Saya membiarkanmu, bukan berarti saya tidak mau berjuang. Bukan berarti pula saya kalah. Saya hanya mengetahui kodrat saya. Bukan, bukan kodrat sebagai perempuan yang selalu menunggu. Saya bukan penuntut hak dan kewajiban sebagai perempuan. Melainkan kodrat saya sebagai pendatang. Seperti yang telah saya ucapkan berulang-ulang, saya ingin memenangkanmu tanpa ada yang harus jadi korban.Rasanya menyenangkan jika kita bisa berbahagia tanpa merebut kebahagiaan orang lain. Tapi tetep sih, we should know what is worth and what is not worth to fighting for. Asal pinter-pinter bikin pembenarannya. TETEP. Haha. Peace and cheers!
No comments:
Post a Comment